Jumat, 29 Oktober 2010

Kisah si Enok

Kisah ini aku dapatkan langsung dari sang pelaku beberapa bulan yang lalu di Bus ketika aku mau kejakarta . . . . semoga Ada Hikmah yang Bisa Di petik dari kisah ini . . .. :D

Tersebutlah seorang gadis yang baru lulus SMA Bernama Si Enok, Sebagaimana Kawan-kawannya yang lain Sienok mempunyai cita-cita ingin melanjutkan kuliah karena asumsinya hanya dengan kuliah lah dia bisa merubah nasib keluarganya menjadi lebih baik. Suatu hari si Enok mendapatkan tamu namanya BLONDOT Seorang yang didesanya terkenal sebagai calo TKI , Sejak lama Si blondot ini sudah menawari dia untuk mengajak si enok berngkat ke arab, akan tetapi karena pada waktu itu dia belum lulus sekolah maka Enok masih menolak, Pada pertemuan tersebut Sang calo merayu enok ..”priben nok gelem belih mangkat ning arab?” Si enok menjawab “ ari akuta apa jare wong tua… soale sing mbayar ongkose wong tua”. Merasa Rayuannya kurang yahud Blondot kemudian sedikit mempermanis rayuannya dengan sedikit mengombal : “ tenang bae nok ari masalah biaya ta wis di tanggung ning PT… ari nok ta tinggal mangkat bae” katanya….
Rayuan tersebut nampaknya sedikit mengena di hati Si enok yang kemudian menjadi bingung,,, niat dalam hati ingin kuliah pun tergoyah oleh bujukan si blondot . “ ari kerja ning arab ta enak nok.. bisa luruh duit nggo wong tua, adi-adine.. karo nggo ngelanjut na kuliah engko ari wis teka… Yong ari kerja ning arabta gajiane gede pisan ora kaya ning kene” ucap si calo yang sangat menginginkan si enok kerja di luar negeri… jurus-jurus pun di kerahkan semua oleh si calo. Si enok tambah bingung… akhirnya si enok memangil orang tuanya… “priben pa… ari bapane karo mimie pengine priben?” bapaknya menjawab….”ya kapriben maning… yong ari wong tua ta pengine si enok kuliah maning, bapane karo mimie ora due duit maning” si bapak merasa pasrah. Si mimih pun ikut berbicara “ ari ,mimihta pengene koen mangkat bae luruh duit” kata si mimih. Mendengar pembicaraan tersebut Blondot yang merasa ada jalan langsung melanjutkan jurus-jurusnya “ bener jareh wong tua nok… sing pentingta enok mangkat bae dingin luruh duit”
Sekeras apapun kemauan Si enok untuk kuliah akhirnya terbujuk juga dengan rayuan Blondot, dia kemudian membayangkan suatu ketika pulang dari arab dengan membawa uang yang banya, bisa membantu adik-adiknya sekolah serta bisa kuliah dengan biyaya sendiri “ ah tentu akan sangat membangakan “ guman si enok

Setelah segala proses dilakukan dan membayar segala administrasi si enok pun berangkat ke arab… si bapa dan si mimih pun langsung menggelar slametan dan doa-doa agar anaknya selamat, mendapat gaji besar, dan mendapat majikan yg baik……. 3 bulan kemudian setelah pemberangkatan si enok, keluarga si enok mendapat surat dari si enok yang berisi “ bapak karo mimih…. Enok pengen balik bae, wis ora betah ning kene, majikane galak pisan trus anake majikane ari bengi ngeranyu bae kokon turu bareng… ari enoke ora gelem… lansung di gebuk, di tendang karo di tempeleng, pengeneta minggat tapi umae ari anu di konci bae.. trus gajiane monine wis di neken ning no rekeningne Blondot, … bapak mimih pengen balik baeeeeeeee” si bapak dan si mimih pun bingung…. Knapa bisa gajinya si enok ada pada si blondot? Gmn caranya membantu si enok biar pulang? Keluarga si enok pun langsung mencari si calo yang beralamat di jakarta… sayang seribu sayang alamat yang di tuju ternyata tidak ada, dalam kebingungan keluarga si enokpun pasrah, menunggu kabar baru si enok…… setelah 8 bulan si enokpun pulang dengan ter isak2 menangis, muka lebam, tubuh penuh sayatan lebih taragis lagi perutnya sudah mengandung besar selama 6 bulan, gajinya selama di arab pun tidak di pegang sepersenpun…beberapa Orang yang mengantar yang mengaku dari Depnaker pemerintah yang mengantar kepulanganya hanya bisa mengucapkan “kasus si enok akan kami selidiki dan akan kami tangani… kami akan berusaha mencoba mengambil hak-haknya si enok” janjinya…..
Kini Setelah 10 tahun berlalu, hidup si enok Semakin Menderita, Cita-Citanya pada waktu itu untuk membahagiakan Orang tua dan meraih uang besar di negri Orang kandas begitu saja, Bukan uang a dapatkan akan tetapi Aib dan penyesalan yang bekepanjangan. Kehidupan nya hancur, semenjak kejadian itu orang tuanya sakit-sakitan karena merasa bersalah dan malu menanggung aib yang dibawa anaknya dari arab, sehingga harta bendanya habis ludes untuk biyaya pengobatan, sedangkan kini, dia harus menghidupi anaknya. Akan tetapi nampaknya ujian buat si Enok Belum juga berakhir. Anaknya yang secara fisik tidak sama dengan anak-anak kebanyakan banyak di caci maki oleh teman2nya, dia dijuluki “ anak Onta” hal itulah yang semakin membuat hati enok Pedih. . . . dan hal itu jugalah yang kemudian mendorong si Enok untuk pergi meninggalkan desanya . merantau ke jakarta, menjadi Seorang Penghibur bagi ribuan laki-laki belang.” Ah . . . .b iarlah ini kujalani . . . katanya.

Dari Kisah si enok tadi membuat aku jadi berfikir tentang banyak Hal, Yang pertama mengenai Praktik percaloan yang sudah demikian mengakar di desa-desa. Dengan berbagai Bujuk Rayu dan janji-janji manis mereka dengan bebas Melakukan Praktiknya . . dan seolah-olah kebal dan tidak tersentuh sama sekali oleh tanggan2 Hukum, Buktinya mereka sudah berkali2 merekrut orang dan mengalami kasus di negara tujuan tapi tidak diambil tindakan apa-apa. Yang kedua Persoalan Penilain masyarakat yang demikian Buruk Kepada Buruh Migran yang mendapatkan kasus Diluar negri (terutama hamil), tanpa bisa melihat sisi Lain dari peristiwa tersebut mereka telah melakukan penghakiman dengan cara mengucilkan mereka. Yang ketiga Negara Ternyata tidak bisa berbuat apa-apa terhadap persoalan tersebut, Terbukti berbagai aduan yang dilakukan Si enok hanya mentok di meja kerja, mereka selalu beralasan bahwa hal itu tanggung jawab PT . . . Ah .. . alasan yang sungguh sangat tidak masuk akal. Kalau itu hanya menjadi Kewajiban PT kenapa mereka tidak mendesaknya Untuk segera menyelesaikan kasus Itu, dan kalau memang PT nya tidak mau bertanggung Jawab kenapa tidak dilakukan tindakan . . . ? apakah sudah sedemikian lemahkan peran negara sehingga harus kalah dengan perusahaan-perusahan penjual manusian ini ??

Semoga Kisah si enok ini adalah yang terakhir . . .